MEMORIES TO FORGET
MENGUBUR DALAM ARTI KEHILANGAN
Peresensi oleh Muhammad Al-Farezi
Judul Buku : Memories to Forget
Penulis : Mahir Pradana
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 214
Novel yang mengisahkan seorang pria yaitu Satria, pemuda tampan berusia dua puluh empat tahun yang tidak punya banyak teman. Seorang pemuda yang sangat benci dengan hujan karna memiliki kenangan kelam atas kepergian ibunya. Setelah ibunya meninggal, karena sebuah alasan, Satria tinggal di Jakarta bersama pamannya yang akrab dipanggil Bung Maher. Selama empat tahun terakhir, dia membantu Bung Maher di usaha penerbitan kecilnya, Lentera Pustaka. Lentera Pustaka mempertemukan Satria dengan Lara, selain cantik, ia juga pintar. Lara merupakan penerjemah freelance kepercayaan Bung Maher. Kedekatannya dengan Lara membuat hidup Satria berangsur membaik sekaligus memburuk. Hubungan keduanya seolah perlahan membawa Satria ke masa lalunya, apalagi ketika ia harus terlibat dengan masa lalu Lara.
Penulis : Mahir Pradana
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 214
Novel yang mengisahkan seorang pria yaitu Satria, pemuda tampan berusia dua puluh empat tahun yang tidak punya banyak teman. Seorang pemuda yang sangat benci dengan hujan karna memiliki kenangan kelam atas kepergian ibunya. Setelah ibunya meninggal, karena sebuah alasan, Satria tinggal di Jakarta bersama pamannya yang akrab dipanggil Bung Maher. Selama empat tahun terakhir, dia membantu Bung Maher di usaha penerbitan kecilnya, Lentera Pustaka. Lentera Pustaka mempertemukan Satria dengan Lara, selain cantik, ia juga pintar. Lara merupakan penerjemah freelance kepercayaan Bung Maher. Kedekatannya dengan Lara membuat hidup Satria berangsur membaik sekaligus memburuk. Hubungan keduanya seolah perlahan membawa Satria ke masa lalunya, apalagi ketika ia harus terlibat dengan masa lalu Lara.
Berdasarkan yang saya baca, novel yang mengangkat kisah tentang trauma masa lalu seorang remaja. Di awal, saya bisa ikut merasakan betapa hampanya hidup Satria. Dia seorang diri, dan seolah tak memiliki kenangan indah sedikit pun.
Kekurangan dalam novel ini yaitu tentang alur kisah yang sangat membuat perasaan pembaca di ambang kebingungan dalam mencermati alurnya. tetapi tema yang diangkat seorang penulis sangat keren tetapi mungkin bagi saya masih kurang tidak ada emosi yang saya rasakan dari kisah hidup Satria yang sebenarnya bisa dibilang cukup rumit. Lepas dari semua kekurangan di atas, novel ini bisa jadi penawar atas kebosanan kita dengan maraknya novel-novel romance saat ini. Dan yang terpenting, entah sosok seperti Satria ini hanya fiktif belaka atau sungguhan ada di dunia nyata, tapi ada pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kisah hidupnya.
Komentar
Posting Komentar