SEPTIHAN
Peresensi oleh Tia Rahmawati
Identitas Buku
Penulis : Poppi Pertiwi
Penerbit : Coconut Books
Tahun Terbit : 2020
Jumlah Halaman : 436
Pembuka
Novel Septihan karya Poppi Pertiwi menceritakan tentang persahabatan dan percintaan tokoh remaja yaitu Septian Aidan Nugroho dan Jihan Halana.
Isi
Septian adalah tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang pendiam dan dingin, Walau demikian, Ia merupakan salah satu siswa tercerdas sehingga ia pun menjadi murid kebanggaan dan kesayangan para guru di SMA Ganesha.
Karena kecerdasannya, Ia juga seringkali mewakili sekolahnya di perlombaan dan menghasilkan prestasi yang membanggakan. Tidak hanya itu, Septian juga merupakan seorang Bendahara di geng Ravispa yang berisikan murid-murid paling pemberani dan nakal di sekolah.
Karakter lain bernama Jihan digambarkan sebagai sosok gadis yang ekspresif dan aktif. Di balik parasnya yang rupawan, Ia juga merupakan gadis yang keras kepala yang bisa dilihat dari kegigihannya selama 3 tahun dalam mengejar cinta Septian.
Secara garis besar, cerita dalam novel ini lebih memusatkan pada usaha Jihan untuk menaklukkan hati seorang Septian yang dingin, cuek, dan jutek. Di sisi lain, Septian sangat menjauhi tipe-tipe orang ekspresif seperti Jihan.
Ada alasan kenapa Septian bersikap demikian. Septian lahir dari keluarga yang berada . Sayangnya, kedua orang tuanya telah tiada sehingga Ia pun diasuh oleh kakeknya.
Kakeknya adalah sosok yang kaku dan suka mengekang. Sifatnya ini pun membuat Septian harus bekerja keras meraih prestasi di sekolahhnya demi meluluhkan hati kakeknya. Sayangnya, usahanya masih belum berhasil
Walau Jihan kerap disakiti dan ditolak berkali-kali oleh Septian, Jihan tidak menyerah begitu saja. Berkat kegigihan Jihan selama 3 tahun, Septian pun perlahan mulai menerima kehadirannya saat mereka menginjak kelas 12.
Walau demikian, Septian mengajukan syarat kepada Jihan dimana Jihan harus bisa menjadi juara kelas. Jika Jihan berhasil, maka Septian mau memberinya kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain.
Tentunya, Jihan mengiyakan syarat dari Septian. Dari sinilah pembaca bisa melihat perjuangan Jihan yang tiada henti untuk menaklukkan hati Septian. Perbedaan kedua karakter inilah juga yang menjadi daya tarik bagi pembaca untuk masuk ke dalam ceritanya.
Kisah ini mungkin terdengar klise bagi Anda. Namun, kisah dimana gadis yang ekspresif yang mengejar-ngejar cowok yang bersikap dingin.
Kekurangan
Meskipun memiliki jalinan cerita yang ringan dan sederhana, tapi sayangnya novel Septihan memiliki kekurangan di beberapa bagian. Ceritanya yang klise atau pasaran seakan menjadi kekurangan yang sebenarnya bisa mengangkat tema yang jauh lebih berbeda.
Selain itu banyak alur cerita yang mudah ditebak dan tidak memberikan kejutan yang berarti bagi pembaca.
Kelebihan
Judul buku Septihan sendiri adalah gabungan dari nama dua tokoh utamanya, yaitu Septian dan Jihan. Selain itu, novel Septihan juga merupakan kelanjutan dari novel Galaksi yang di dalamnya terdapat geng Ravispa. Di mana Septian sendiri merupakan anggota dari geng Ravispa yang terkenal brutal dan nakal.
Cerita remaja yang ada dalam Septihan sebenarnya merupakan cerita yang cenderung mudah ditebak dan bertele-tele. Banyak bagian dalam jalan ceritanya terasa jalan di tempat dan berputar-putar di situ saja.
Akibatnya, jalan ceritanya jadi mudah ditebak dan tidak terasa mengejutkan lagi. Namun, ada satu kelebihan yang bisa membuat novel ini berbeda dengan novel remaja kebanyakan, yaitu cara bercerita Poppi yang tergolong ringan dan mudah dimengerti.
Bisa dibilang, Septihan adalah jenis novel yang page turner, di mana pembaca akan ketagihan untuk terus membuka setiap lembar halaman bukunya.
Kesimpulan
Selain itu, terdapat pula pesan dan makna yang bisa didapatkan oleh pembaca, sehingga Septihan tidak hanya berisi cerita fiksi belaka. Contohnya, bagaimana usaha dan kerja keras yang diperlihatkan Jihan untuk mendapatkan Septian patut ditiru. Kerja keras dan pantang menyerah bisa diaplikasikan oleh para remaja untuk menggapai cita-cita dan impian mereka di masa depan.
Sosok Septian yang cerdas dan berprestasi pun bisa menjadi contoh lainnya, di mana di situasi Septian yang bisa dibilang kurang perhatian, tapi ia mampu menunjukkan usaha dan kerja kerasnya dalam belajar, sehingga dapat berprestasi di sekolah. Jadi, tidak ada alasan untuk bermalas-malasan, selama kita mau dan mampu, apapun yang kita ingin raih atau capai dapat terlaksana.
Komentar
Posting Komentar