SURAT KECIL UNTUK TUHAN
PEJUANG SAKIT KERAS
Peresensi oleh Sabrina Tertya Ramadhani
Judul Buku : Surat Kecil untuk Tuhan
Penulis : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Published
Tahun Terbit : 2008
Jumlah Halaman : 239
Pembuka
Agnes Davonar adalah novelis dan cerpenis online. Sejauh ini sudah 5 novel online dan 42 cerita pendek yang ditulis dalam situs pribadinya, karena ketulusan dan kedisplinan dalam berkarya sebuah situs peringkat Blog Topseratus.com menempatkan blognya sebagai peringkat pertama dari 100 blog terbaik di Indonesia.
Sebelumnya buku ini diterbitkan secara online dan dibaca lebih dari 350.000 pengujung situs pribadi Agnes. Karena banyaknya pembaca kemudian buku ini dicetak secara luas dan terjual lebih dari 30.000 exemplar dalam waktu dua bulan, yang diterbitkan di Taiwan dan medapat sukses yang sama.
Semua kisah yang ditulis dalam novelnya selalu diakhiri dengan kesedihan dan kematian. Jika dibandingkan dengan karya Agnes sebelumnya yang berjudul “Jauh” kisah yang ditulis dalam novelnya kali ini yaitu “Surat Kecil untuk Tuhan” lebih inspiratif.
Sebelumnya buku ini diterbitkan secara online dan dibaca lebih dari 350.000 pengujung situs pribadi Agnes. Karena banyaknya pembaca kemudian buku ini dicetak secara luas dan terjual lebih dari 30.000 exemplar dalam waktu dua bulan, yang diterbitkan di Taiwan dan medapat sukses yang sama.
Semua kisah yang ditulis dalam novelnya selalu diakhiri dengan kesedihan dan kematian. Jika dibandingkan dengan karya Agnes sebelumnya yang berjudul “Jauh” kisah yang ditulis dalam novelnya kali ini yaitu “Surat Kecil untuk Tuhan” lebih inspiratif.
Isi
Novel ini menceritakan tentang perjuangan gadis remaja dalam melawan kanker ganas, Rabdomiosarkoma (kanker Jaringan Lunak). Dialah Gita Sessa Wanda Cantika atau biasa disebut Keke, kita mengenalnya sebagai mantan artis cilik era 1998. Gadis kecil inilah tokoh utama dalam novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” yang divonis menderita kanker ganas dan divonis hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Orang tuanya berat mengambil keputusan, bagaimanapun juga sebagai orang tuanya, mereka tidak tega melihat separuh wajah putrinya harus hilang karena operasi. Maka, ayah berserta keluarga merahasiakan kanker itu pada Keke, panggilan gadis remaja aktif dengan sejuta prestasi model dan tarik suara.
Namun akhirnya Keke tahu bahwa ia terserang kanker ganas, ia pasrah dan tidak marah pada siapa pun yang merahasiakan penyakit maut itu padanya. Ia memberikan senyum kepada siapapun dan menunjukkan perjuangannya bahwa dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi dan hidup normal di bangku sekolah. Tuhan menunjukkan kebesaran hati dengan memberikan nafas panjang padanya untuk lepas dari kanker itu sesaat
Sang Ayah, Joddy Tri Aprianto tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan. Ayahnya berusaha untuk mencari pengobatan alternatif dan berkeliling ke seluruh Indonesia, tapi hasilnya nihil. Mau tak mau ayahnya kembali ke ilmu medis dan menurut dokter, ada satu cara lain yang bisa membunuh kanker itu, kemoterapi.
Perjuangan Keke melawan kanker membuahkan hasil. Dengan segala upaya orang tuanya, Gita mendapatkan kesempatan untuk sembuh setelah bertahan selama 6 bulan melalui kemotrapi untuk membunuh sel-sel kanker yang menggerogoti tubuhnya. Sekali kemotrapi, mampu merontokkan semua rambut yang ada di tubuhnya, dan tubuh kecil Gita harus menjalaninya hingga 25 kali untuk bisa sembuh. Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat, Keke sadar nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis hingga 3 tahun lamanya.
Kanker itu datang lagi, namun kali ini dengan lokasi berbeda, di pelipis mata sebelah kanan. Kali ini, ayahnya mencoba cara yang pertama, berharap bisa membunuh kanker nakal itu. Kemoterapi pun dilakukan lagi, seluruh rambut Keke rontok tak bersisa. Tapi sepertinya kanker itu mulai kebal dengan bahan kimia. kanker itu tetap duduk manis di pelipis kanan Keke.
Akhirnya ayahnya mencoba pengobatan ke Singapura, di sana dokter pun menyarankan untuk operasi. Karena desperdo, mereka pun kembali ke Indonesia dengan kondisi Keke yang semakin parah. kenker itu mulai menyebar ke seluruh tubuh, ke paru-paru, jantung dan organ-organ lain. Satu hal yang membuat aku terharu, dengan kondisi yang begitu parah, semangat belajar Keke sangat tinggi, dia tetap keukeuh untuk sekolah. Bahkan di saat tangan dan kakinya sudah tak mampu lagi digerakkan.
Waktupun berlalu dan kondisi Keke tak juga membaik hingga akhirnya dia harus rawat inap lagi di RSCM dan mengalami koma selama tiga hari. Dalam massa opname itu ada berita yang begitu membanggakan baik untuk Keke dan keluarganya bahwa Allah memang memberikan cobaan sesuai kemampuan hambaNya. Keke membuktikan semua itu.”Keke menjadi juara tiga di kelasnya dalam ujian akhir sekolah.” Lalu, dokter menyerah terhadap kankernya, di nafasnya terakhir ia menuliskan sebuah surat kecil kepada Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata lagi di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun. Nafasnya telah berakhir 25 desember 2006 tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan idul fitri terakhir bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya, namun kisahnya menjadi abadi.
Keunggulan Buku
Cerita di dalam novel ini diangkat dari kisah nyata sehingga sangat menyentuh hati pembaca. Penulis mampu membawa pembawa berimajinasi.
Kelemahan Buku
Dalam novel tersebut sering diijumpai beberapa kata kiasan yang mungkin bisa membuat pembaca sulit dimengerti makna atau maksudnya.
Penutup
Buku ini cocok dibaca oleh semua umur karena banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari novel ini. Manfaat setelah membaca buku ini adalah kita menjadi sadar bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah sebuah keharusan yang harus dijalankan dengan rasa syukur dan beriman.
Komentar
Posting Komentar